Radio untuk Ibu dan Kekerasan

JAKARTA (Suara Karya): Suatu hari emak bilang sama Ucok. "Nak, kalau besok kau jadi orang kaya, emak cuma pingin dibeliin radio, biar emak bisa dengerin berita, lagu-lagu, dll," kata emak.
"Cuma itu mak? Itu mah gampang... kecil...!" kata Ucok.
Kemudian Ucok pergi merantau. Suatu hari Ucok pulang dari kota dan sudah jadi pejabat penting. Dia tidak lupa pesanan emaknya untuk membelikan radio.
"Mak.. mak, Ucok pulang. Ucok sudah jadi pejabat penting di negeri ini. Ini radio Telesonik untuk mak," katanya.
Emak pun menerimanya dengan bangga dan segera menyetel radio itu. Benar saja lagu-lagu langsung terdengar dari radio baru itu. Tak lama siaran berhenti dan penyiarpun mulai menyapa pendengar.
"Pendengar yang setia, Anda masih bersama kami Radio Republik Indonesia ...."
Si emak tersentak langsung bilang, "Kau pembohong nak, kau bilang radio Telesonik ternyata Radio Republik."
****

Saat bermain berdua, Arman dan Joy sedang ngobrol-ngobrol bersama soal tontonan televisi.
"Jangan sering-sering nonton televisi, Joy," ujar Arman kepada temanya.
"Memangnya kenapa?" tanya Joy.
"Karena televisi itu dapat menimbulkan tindak kekerasan..!!!" ujar Arman.
"Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Joy.
"Setiap kali aku memindahkan acara yang sedang ditonton oleh ibuku ke acara lain, ibu selalu memukulku!" kata Arman. (*/Adi)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.